Sabtu, 08 November 2014

Perencanaan, Penetapan, dan Pengorganisasian dalam Struktur Manajemen

Kali ini Saya akan membahas tentang perencanaan, penetapan, dan pengorganisasian dalam struktur manajemen. Agaknya kurang kemampuan saya dalam bidang ini mengingat saya adalah mahasiswa psikologi. Tapi tentunya hal ini tidak membuat saya tidak mau mencoba. Yuk, di mulai.

Saya mengambil salah satu artikel dari Kompas.com yang judulnya adalah "Perempuan ini Mengubah Desa TKW Menjadi Desa Batik". disamping ini adalah gambar dari artikel yang saya pilih ntuk dibahas, untuk bacaan lebih lengkapnya bisa klik disini..

  1. Perencanaan
Berbicara tentang perencanaan dalam manajemen tentu kita harus tahu dulu apa itu perencanaan. Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti. Para manajer mungkin membuat rencana untuk stabilitas (plan for stability), rencana untuk mampu beradaptasi (plan for adaptibility) atau para manajer mungkin juga membuat rencana untuk situasi yang berbeda (plan for contingency).

Dalam artikel yang saya pilih ini,  Sri Lestari (34) sebagai pencetus dalam idenya yang ingin mengubah desa TKW menjadi desa batik.Banyaknya perempuan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri membuat beliau prihatin. Berangkat dari keprihatinan tersebut, wanita yang bekerja di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kendal ini mencoba mengurangi banyaknya perempuan Kendal yang menjadi TKW. Salah satunya dengan memberi keterampilan bagi ibu-ibu yang ada di Desa Jambearum Patebon. Dari artikel ini perencanaan yang dibuat oleh Sri Lestari ini adalah memberi pelatihanketerampilan kepada ibu-ibu di Desa Jambearum, keterampilan menjahit yang berujung dengan pelatihan membatik. Hasilnya cukup menggembirakan. Sebab, ada banyak ibu yang tertarik untuk menekuni keterampilan membatik. Terlebih lagi, Pemerintah Kabupaten Kendal sedang giat-giatnya memperkenalkan batik Kendal kepada masyarakat. 

      2.  Penetapan
Penetapan berarti menetapkan tujuan-tujuan yang menjadi sasaran sebuah bisnis. Setiap bisnis memerlukan tujuan karena itu pembahasan dimulai dari aspek-aspek dasar penentuan tujuan organisasi. Selanjutnya, manajer juga perlu membuat keputusan tentang serangkaian tindakan atau program kerja yang bersifat komprehensif dan terintegrasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, penentuan program kerja atau strategi tersebut tidak mungkin dibuat berdasarkan satuan problem sementara atau hanya untuk memenuhi kebutuhan yang muncul seketika. Namun, penentuan program tersebut meliputi cakupan yang lebih luas dalam menghadapi perubahan lingkungan dan tantangan-tantangan yang muncul di masa mendatang.

Dalam artikel ini Sri Lestari (34) menetapkan tujuannya untuk merubah desa TKW menjadi desa batik. Sri Lestari menetapkan tujuan produksi dibidang batik seperti, memproduksi berbagai batik, mulai dari berbagai jenis batik berikut motifnya, hingga pakain motif batik dan juga memproduksi pernak-pernik batik, seperti sapu tangan, tempat tisu, dasi, tutup nasi, dan taplak. 

      3. Pengorganisasian
Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Dalam artikel ini, Sri Lestari (34) sebagai pencetus ide untuk mengubah Desa Jambearum sebagai Desa batik dan ibu-ibu atau warga lain sebagai karyawan dan beberapa sebagai pelatih untuk memberikan pelatihan keterampilan seperti membatik dan menjahit.





 Referensi:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/11/07/061600926/Perempuan.Ini.Mengubah.Desa.TKW.Menjadi.Desa.Batik (diakses pada 7 November 2014)

http://elqorni.wordpress.com/2010/03/16/modul-2-perencanaan-dalam-organisasi-perusahaan-ii/ (diakses pada 7 November 2014)
http://mdr-manajemen.blogspot.com/2013/11/penetapan-tujuan-bisnis-dan-perumusan.html (diakses pada 7 November 2014)
http://repastrepost.blogspot.com/2013/11/pengorganisasian-dalam-manajemen.html (diakses pada 7 November 2014)




Rifdaturahmi

                                                                                                        16512334

                                                                                                        3 PA 01
Tugas kedua Psikologi manajemen

Minggu, 12 Oktober 2014

PSIKOLOGI MANAJEMEN - Ilustrasi



            Menjadi seorang pemilik perusahaan dan memegang kendali penuh terhadap setiap aktivitas dari perusahaan merupakan salah satu harapan dari setiap orang yang ada di dunia ini. Saya, Rifdaturahmi akan menceritakan mengenai harapan saya untuk menjadi seorang pemilik perusahaan dan strategi saya untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan saya menjadi perusahaan yang besar.
            Besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki negara Indonesia dalam sektor pertambangan serta semakin banyaknya keberadaan para penambang baik dalam skala kecil dan skala besar menggugah saya untuk mendirikan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan juga. Namun, fokus saya dalam pendirian perusahaan ini adalah pada bidang jasa penyedia peralatan tambang dan konsultan pertambangan untuk para penambang kecil, gagasan ini timbul karena keprihatinan saya terhadap para penambang kecil yang sampai saat ini masih menggunakan peralatan yang sangat tradisional dalam pekerjaannya sebagai penambang.
             Untuk mengawali perusahaan ini, saya mengumpulkan rekan-rekan saya dan sanak saudara saya yang memiliki kemampuan dan profesionalitas dalam bidang pertambangan dan bidang-bidang yang diperlukan dalam pembentukan perusahaan ini. Setelah itu saya melakukan staffing dalam perusahaan saya serta menentukan jobdesc yang akan diterima oleh setiap anggota lini perusahaan.
            Pada ilmu manajerial perusahan, siklus hidup dari  suatu perusahaan itu ada 3 tahap yaitu introduction, growth, dan mature. Pada tahap introduction, saya melakukan pengenalan dan promosi pada para penambang kecil agar para penambang kecil pada lokasi tersebut lebih mengenal perusahaan saya dan akan sesuai harapan yaitu semakin banyak para penambang yang memiliki sumber tambang pribadi yang akan menggunakan jasa perusahaan saya.
            Setelah melewati tahap introduction dengan kondisi perusahaan semakin banyak dikenal dan semakin banyak yang menggunakan jasa dari perusahaan saya, kini mulai memasuki tahap growth yaitu dengan memulai melakukan pelebaran wilayah ekspansi bisnis ke sumber-sumber tambang yang masih dimiliki oleh penambang pribadi yang masih kecil skalanya.
Tak sekadar melakukan pelebaran wilayah ekspansi, saya melakukan penambahan dana untuk modal perusahaan sebagai penunjang dari ekspansi tersebut dengan pembiayaan melalui koperasi pada unit perusahaan dengan aktivitas kecil dan pembiayaan melalui bank umum pada unit perusahaan dengan aktivitas yang lebih besar. Harapan saya, pada tahap ini perusahaan saya akan semakin mapan dan mulai memiliki tambahan dana dari pihak ketiga seperti investor perorangan, bukan lagi dari pembiayaan lembaga keuangan.
Jika perusahan telah sampai pada tahap growth, dengan kondisi wilayah ekspansi perusahaan semakin luas dan sudah memiliki cabang yang cukup banyak di beberapa wilayah. Maka mulailah perusahaan saya memasuki tahap mature. Pada tahap ini, perusahaan sudah mencapai tahap paling puncak, aktivitas perusahaan stabil, profit semakin meningkat, kondisi keuangan semakin mapan, client semakin banyak, dan anggota perusahaan semakin sejahtera. Pada tahap ini saya hanya melakukan controling pada setiap aktivitas divisi perusahaan dan mengamati kondisi eksternal serta internal perusahaan untuk meminimalisir risiko yang akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang juga mempertahankan eksistensi perusahaan pada persaingan bisnis di sektor perusahaan pertambangan.


Rifdaturahmi
                                                                                                        16512334
                                                                                                        3PA01
                                                                       Tugas Pertama Psikologi Manajemen





           

Minggu, 25 Mei 2014

Penyesuaian Diri

Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat

Apa ya penyesuaian diri itu? pastinya kita sudah belajar itu sejak SD, Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut  dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.

Lalu apa itu penyesuaian diri yang sehat? penyesuaian diri yang sehat adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
                Istilah “sehat” berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung jawabnya. Kesehatan merupakan cirri yang sangat khas dalam penyesuaian diri yang baik. singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, ornag yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik. Karena itu, ia relative bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Ia menciptakan dunia hubungan antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan pertumbuhan kepribadian.



 aspek-aspek penyesuaian diri adalah sebagai berikut :

Penyesuaian pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. 

Adapun indikator-indikator secara rinci dari penyesuaian pribadi adalah sebagai berikut :
  1. Penerimaan individu terhadap diri sendiri
  2. Mampu menerima kenyataan
  3. Mampu mengontrol diri sendiri
  4. Mampu mengarahkan diri sendiri
Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa,  atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.

Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan 
penyesuaian diri.

 Penyesuaian sosial

Penyesuaian sosial merupakan kemampuan individu untuk mematuhi norma dan peraturan sosial yang ada, sehingga ia mampu menjalin relasi sosial dengan baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat remaja hidup dan berinteraksi yaitu panti asuhan, baik dengan pengasuh maupun teman-teman sesama penghuni panti asuhan. Sedangkan indikator-indikator untuk penyesuaian social adalah :
  1. Memiliki hubungan interpersonal yang baik
  2. Memiliki simpati pada orang lain
  3. Mampu menghargai orang lain
  4. Ikut berpartisipasi dalam kelompok
  5. Mampu bersosialisasi dengan baik sesuai norma yang ada

Contoh Penyesuaian Diri yang Sehat 
seorang anak yang membutuhkan rasa kasih sayang dari ibunya yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas lain. Anak akan frustasi dan berusaha sendiri menemukan pemecahan untuk mereduksi ketegangan/ kebutuhan yang belum terpenuhi. Dia mungkin mencari kasih sayang di mana-mana, atau mengisap jarinya, atau bahkan tidak berupaya sama sekali, atau makan secara berlebihan, sebagai respon pengganti bila kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi secara wajar. Dalam beberapa hal, respon pengganti tidak tersedia,  sehingga individu mencari suatu respon lain yang akan memuaskan motivasi dan mereduksi ketegangan. Contoh penyesuaian diri yang sehat bila anak membutuhkan rasa kasih sayang dari  ibunya yang terlalu sibuk, anak akan berpikir positif, bahwa ibunya sibuk pun alasannya untuk dia juga. Maka jika anak mengerti dia akan merespon dengan positif seperti, rajin belajar, menjadi anak yang baik, dan melakukan hal-hal yang disukai ibu nya agar penat ibunya yang sibuk dapat hilang karena melihat prestasi anak dan anakpun akan dapat kasih sayang ibunya yang diharapkan sebelumnya. 

Reference :

 OFM, Yustinus Semiun. (2006) . Kesehatan mental 1. Yogyakarta : Kanisius.

http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/proses-penyesuaian-diri.html  di akses pada 26 Mei 2014 pukul 13:31 WIB

Rifdaturahmi

                                                                                                        16512334
                                                                                                        2PA01
                                                                       Tugas Ketiga Kesehatan Mental

Minggu, 20 April 2014

STRESS & KEPRIBADIAN SEHAT

I.        Arti Penting Stress

Hidup di zaman sekarang identik dengan kehidupan stres, karena semakin berat dan beragamnya tekanan kehidupan. Manusia sekarang ingin menggapai suatu tujuan, namun keinginan itu tak terwujudkan lantaran sulitnya jalan menuju tujuan tersebut, sehingga mereka terjatuh pada "stress"
Stres memang bisa saja menyakitkan dan menyengsarakan orang yang menderitanya. Apalagi jika ia telah bercokol terlalu lama dalam diri orang itu sehingga ia sulit terlepas dari stres. Padahal tidak semua stres itu merugikan; terkadang ia bisa menjadi ruh kehidupan dan faktor utama dalam melahirkan prestasi-prestasi yang dapat dibanggakan.

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang

a.     Penyebab Stress
Putus cinta, tidak terpenuhinya kebutuhan biologis, takut mendapat hukuman berat, dan banyak lagi contoh yang merupakan penyebab terjadinya stres. Namun demikian, dari semua contoh itu saya dapat simpulkan bahwa penyebab utama dari stres adalah sebagai berikut :
  1. Kekossongan Jiwa
  2. Tidak Mampu Mendapatkan Tempat di Tengah-tengah Masyarakat
  3. Tidak Mampu Mengikuti Alur Masyarakat Sekitar
  4. Perselisihan, Pertentangan, dan Pertengkaran yang Berkelanjutan
b.      Macam-Macam Stres
Para ahli jiwa mengatakan bahwa stres itu dapat dibagi kepada beberapa macam; diantaranya ialah :
  1. Stres yang berhubungan dengan alam sadar dan alam tidak sadar.
  2. Stres yang timbul akibat adanya kekurangan secara fisik.
  3. Stres yang timbul karena pengaruh khayalan, misalnya karena mengkahayalkan hal-hal yang menakutkan.
  4. Stres yang timbul akibat takut terkena vonis hukuman atau takut kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.
  5. Stres naluri yang timbul akibat sebab-sebab yang wajar, seperti stres yang menimpa seseorang ketika ia sedang mengikuti ujian yang sulit, berbicara dihadapan orang banyak, memimpin acara yang dihadiri orang-orang besar, dan sebaginya.
Ada juga yang membagi stres itu kepada stres bebas dan stres terikat, stres liar dan stres terkendali, atau stres jelas dan stres samar yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderitanya.

c.        Ciri-Ciri Pengidap Stres
  1. Ciri-ciri dari segi Fisik
Dalam keadaan stres terjadi berbagai perubahan pada fisik seseorang. Diantara perubahan yang terjadi pada  tubuh seseorang pada saat stres adalah sebagai berikut :
  • Perut terasa mual, lalu muntah
  • Pencernaan terasa sakit
  • Tekanan darah naik
  • Kedua tangan bergetar
  • Denyut jantung meningkat
  • Sering buang air
  • Terjadi gangguan pada fungsi seksual seperti ejakulasi dini atau tak bernafsu sama sekali
  • Tidak mampu menyelesaikan gerakan-gerakan yang sederhana sekalipun.
     2.   Ciri-ciri dari Segi Mental
Penyakit stres dapat mengganggu mental dan perasaan seseorang, serta menyebabkan berbagai kelainan pada dirinya , seperti :
  • Gampang tersinggung
  • Tidak percaya diri
  • Ragu-ragu mengambil keputusan
  • Suka bosan dan muak
  • Mudah kaget dan gelisah
  • Susah tidur
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Hubungannya dengan keluarga atau masyarakat sekitarnya rusak
     3.  Ciri-ciri dari Segi Pikiran
Seseorang yang sedang menderita stres akan terganggu pikirannya. Ia menjadi sering lupa, linglung, sering berubah pikiran, sukar mengatur atau memutuskan sesuatu, tidak sabar untuk menghentikan suatu kegiatan atau urusan, dan sebagainya.
Untukmemeriksa pasien yang sakit stres, perlu diperhatikan bebrapa hal berikut :
  • Tingkat stres yang didertitanya
  • Sejarah masa silamnya
  • Sejarah keluarganya
  • Kecerdasannya
  • Usia dan tingkat kedewasaanya
  • Penyebab dari stres itu.
c.      Jenis-jenis Coping Stres

  •  Coping psikologis


         Pada umunya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua faktor, yaitu:
  1. Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.
  2. Keefektifan strategi coping yang digunakan individu, artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menghasilkan suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
  • Coping psiko-sosial
    Yang biasa dilakukan individu dalam psiko-sosial adalah menyerang, menarik diri, dan kompromi.
    1. Perilaku menyerang
    Individu menggubakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang) terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang, orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam, dan marah yang memanjang. Sedangkan tindakan yang konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif. Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa ketidaksenangannya.
    1. Perilaku menarik diri
    Menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor. Misalnya: individu melarikan diri dari stress, menjauhi sumber beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologois individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu.
    1. Kompromi
    Kompromi adalah merupakan sikap konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum kompromo dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.


         Adalagi mengatasi stres (dalam buku Manajemen Akhlaq), diantaranya :
  1. Berbuat baik kepada orang lain, baik melalui perkataan maupun perbuatan
  2. Menyibukkan diri dengan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
  3. Memiliki keinginan besar untuk meraih pahala yang banyak dari berbagai macam ibadah



    1. Memperhatikan masalah gizi makanan dan kegiatan -kegiatan yang dapat menyegarkan jasmani seperti berolahraga dan bersantai sejenak, dll




  1. Diantara cara mengatasi stres yang disebutkan oleh Deil Karnechi-seorang ahli jiwa terkenal- dalam bukunya yang berjudul Tinggalkan Stres dan Mulailah Hidup Baru  adalah sebagai berikut :
    * Janganlah mengisi susu yang telah tertumpah. Maksudnya, janganlah ditangisi sesuatu yang telah luput dari kita. karena ia selamanya tidak akan kembali lagi.
    * Janganlah engkau menyebrang sebelum engkau sampai di jembatan. Maksudnya, janganlah dirisaukan sesuatu yang belum terjadi.
    *Janganlah engkau beli peluit melebihi harganya. Maksudnya, janganlah diberikan perhatian kepada sesuatu melebihi kadar yang seharusnya.


    II.        Teori Kepribadian Sehat


    Menurut Allport ( Ciri-ciri kepribadian yang matang)

    Kepribadian yang matang diartikan secara berbeda-beda oleh banyak orang. Ada yang mengartikan kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan dengan bijaksana. Beberapa mahasiswa menunjuk pada kemampuan memenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dengan baik, seperti memiliki pekerjaan dan filsafat hidup yang mantap, kodisi batin dan stabil, dan sebagainya. Tulisan ini menyajikan kriteria yang lebih utuh mengenai kepribadian yang matang dari seorang sesepuh yang ikut merintis psikologi, yakni Gordon W.Allport (1897-1967). Hingga saat ini teori-teorinya (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:

    Ø  Perluasan Perasaan Diri
    Ketika orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekedar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebh dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh yang oleh Allpot disebut “ partisipasi otentik “. Orang yang semakin terlibat sepenuhnyadengan berbagai aktivitas, orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga, kegemaran, dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
    Ø  Relasi Sosial yang Hangat
    Orang yang sehat secara psikologis, mampu mengembangkan relasi intim dengan orang tua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Orang sehat dapat menerima kelemahan manusia, dan mengetahui dirinya juga memiliki kelemahan.

    Ø  Keamanan Emosional
    Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. selain itu kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak menganggu hubungan antar pribadi. Kualitas dari kepribadian sehat adalah “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan taka man dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menangguli perasaan tersebut secara lebih baik.

    Ø  Presepsi Realistis
    Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.

    Ø  Keterampilan dan Tugas
    Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri didalam pekerjaan tersebut.kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari ituharus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada orang sehat begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif.

    Ø  Pemahaman Diri
    Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif.untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya  menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu semakin matang.

    Ø  Filsafat Hidup
    Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).




    Menurut Carl Rogers
                Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, “ide-ide dan konsep teorinya dapat didapatkan dalam pengalaman-pengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari teori Rogers yaitu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor dapat menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
                Menurut Rogers, motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
                Aktualisasi diri (self actualization) merupakan bagian dari kecendrungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecendrungan itu sendiri. Kecendrungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan, kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Sebaliknya, aktualisasi diri adalah kecendrungan untuk mengaktualisasikan diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran.
                Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena adanya nilai diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensive namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
    Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
         1.      Keterbukaan pada pengalaman
    Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul presepsi baru. dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif.

         2.      Kehidupan Eksistensial
    Kualitas dari hidup eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cendrung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

         3.      Kepercayaan Terhadap Organisme Orang sendiri
    Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman hidup itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

         4.      Perasaan Bebas
    Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan-paksaan atu rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa dimasa lampau sehingga ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya,

         5.      Kreativitas
    Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organism mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensive, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.



    Referece :

    Badran Ahmad . (2012). Manajemen akhlaq. Yogyakarta : Mumtaz.

    Losyk Bob. (2007). Kendalikan stres anda!. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.



    Dra. MM Nilam, W Msi. (2009). Seri Psikologi Populer: Kunci Pengembangan Diri.
                Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, anggota ikapi.

    Feist, J. & G.J. Feist. (2011). Teori kepribadian edisi 7 buku 2. Jakarta: Salemba Humanika






    Rifdaturahmi

                                                                                                            16512334
                                                                                                            2PA01
                                                                           Tugas Kedua Kesehatan Mental