Minggu, 20 April 2014

STRESS & KEPRIBADIAN SEHAT

I.        Arti Penting Stress

Hidup di zaman sekarang identik dengan kehidupan stres, karena semakin berat dan beragamnya tekanan kehidupan. Manusia sekarang ingin menggapai suatu tujuan, namun keinginan itu tak terwujudkan lantaran sulitnya jalan menuju tujuan tersebut, sehingga mereka terjatuh pada "stress"
Stres memang bisa saja menyakitkan dan menyengsarakan orang yang menderitanya. Apalagi jika ia telah bercokol terlalu lama dalam diri orang itu sehingga ia sulit terlepas dari stres. Padahal tidak semua stres itu merugikan; terkadang ia bisa menjadi ruh kehidupan dan faktor utama dalam melahirkan prestasi-prestasi yang dapat dibanggakan.

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang

a.     Penyebab Stress
Putus cinta, tidak terpenuhinya kebutuhan biologis, takut mendapat hukuman berat, dan banyak lagi contoh yang merupakan penyebab terjadinya stres. Namun demikian, dari semua contoh itu saya dapat simpulkan bahwa penyebab utama dari stres adalah sebagai berikut :
  1. Kekossongan Jiwa
  2. Tidak Mampu Mendapatkan Tempat di Tengah-tengah Masyarakat
  3. Tidak Mampu Mengikuti Alur Masyarakat Sekitar
  4. Perselisihan, Pertentangan, dan Pertengkaran yang Berkelanjutan
b.      Macam-Macam Stres
Para ahli jiwa mengatakan bahwa stres itu dapat dibagi kepada beberapa macam; diantaranya ialah :
  1. Stres yang berhubungan dengan alam sadar dan alam tidak sadar.
  2. Stres yang timbul akibat adanya kekurangan secara fisik.
  3. Stres yang timbul karena pengaruh khayalan, misalnya karena mengkahayalkan hal-hal yang menakutkan.
  4. Stres yang timbul akibat takut terkena vonis hukuman atau takut kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.
  5. Stres naluri yang timbul akibat sebab-sebab yang wajar, seperti stres yang menimpa seseorang ketika ia sedang mengikuti ujian yang sulit, berbicara dihadapan orang banyak, memimpin acara yang dihadiri orang-orang besar, dan sebaginya.
Ada juga yang membagi stres itu kepada stres bebas dan stres terikat, stres liar dan stres terkendali, atau stres jelas dan stres samar yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderitanya.

c.        Ciri-Ciri Pengidap Stres
  1. Ciri-ciri dari segi Fisik
Dalam keadaan stres terjadi berbagai perubahan pada fisik seseorang. Diantara perubahan yang terjadi pada  tubuh seseorang pada saat stres adalah sebagai berikut :
  • Perut terasa mual, lalu muntah
  • Pencernaan terasa sakit
  • Tekanan darah naik
  • Kedua tangan bergetar
  • Denyut jantung meningkat
  • Sering buang air
  • Terjadi gangguan pada fungsi seksual seperti ejakulasi dini atau tak bernafsu sama sekali
  • Tidak mampu menyelesaikan gerakan-gerakan yang sederhana sekalipun.
     2.   Ciri-ciri dari Segi Mental
Penyakit stres dapat mengganggu mental dan perasaan seseorang, serta menyebabkan berbagai kelainan pada dirinya , seperti :
  • Gampang tersinggung
  • Tidak percaya diri
  • Ragu-ragu mengambil keputusan
  • Suka bosan dan muak
  • Mudah kaget dan gelisah
  • Susah tidur
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Hubungannya dengan keluarga atau masyarakat sekitarnya rusak
     3.  Ciri-ciri dari Segi Pikiran
Seseorang yang sedang menderita stres akan terganggu pikirannya. Ia menjadi sering lupa, linglung, sering berubah pikiran, sukar mengatur atau memutuskan sesuatu, tidak sabar untuk menghentikan suatu kegiatan atau urusan, dan sebagainya.
Untukmemeriksa pasien yang sakit stres, perlu diperhatikan bebrapa hal berikut :
  • Tingkat stres yang didertitanya
  • Sejarah masa silamnya
  • Sejarah keluarganya
  • Kecerdasannya
  • Usia dan tingkat kedewasaanya
  • Penyebab dari stres itu.
c.      Jenis-jenis Coping Stres

  •  Coping psikologis


         Pada umunya gejala yang ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua faktor, yaitu:
  1. Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan individu tersebut terhadap stressor yang diterimanya.
  2. Keefektifan strategi coping yang digunakan individu, artinya dalam menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka menghasilkan adaptasi yang baik dan menghasilkan suatu pola baru dalam kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik maupun psikologis.
  • Coping psiko-sosial
    Yang biasa dilakukan individu dalam psiko-sosial adalah menyerang, menarik diri, dan kompromi.
    1. Perilaku menyerang
    Individu menggubakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan integritas pribadinya. Perilaku yang ditampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif yaitu tindakan agresif (menyerang) terhadap sasaran atau objek dapat berupa benda, barang, orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam, dan marah yang memanjang. Sedangkan tindakan yang konstruktif adalah upaya individu dalam menyelesaikan masalah secara asertif. Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata terhadap rasa ketidaksenangannya.
    1. Perilaku menarik diri
    Menarik diri adalah perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor. Misalnya: individu melarikan diri dari stress, menjauhi sumber beracun, polusi, dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologois individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu.
    1. Kompromi
    Kompromi adalah merupakan sikap konstruktif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum kompromo dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.


         Adalagi mengatasi stres (dalam buku Manajemen Akhlaq), diantaranya :
  1. Berbuat baik kepada orang lain, baik melalui perkataan maupun perbuatan
  2. Menyibukkan diri dengan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
  3. Memiliki keinginan besar untuk meraih pahala yang banyak dari berbagai macam ibadah



    1. Memperhatikan masalah gizi makanan dan kegiatan -kegiatan yang dapat menyegarkan jasmani seperti berolahraga dan bersantai sejenak, dll




  1. Diantara cara mengatasi stres yang disebutkan oleh Deil Karnechi-seorang ahli jiwa terkenal- dalam bukunya yang berjudul Tinggalkan Stres dan Mulailah Hidup Baru  adalah sebagai berikut :
    * Janganlah mengisi susu yang telah tertumpah. Maksudnya, janganlah ditangisi sesuatu yang telah luput dari kita. karena ia selamanya tidak akan kembali lagi.
    * Janganlah engkau menyebrang sebelum engkau sampai di jembatan. Maksudnya, janganlah dirisaukan sesuatu yang belum terjadi.
    *Janganlah engkau beli peluit melebihi harganya. Maksudnya, janganlah diberikan perhatian kepada sesuatu melebihi kadar yang seharusnya.


    II.        Teori Kepribadian Sehat


    Menurut Allport ( Ciri-ciri kepribadian yang matang)

    Kepribadian yang matang diartikan secara berbeda-beda oleh banyak orang. Ada yang mengartikan kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah kehidupan dengan bijaksana. Beberapa mahasiswa menunjuk pada kemampuan memenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dengan baik, seperti memiliki pekerjaan dan filsafat hidup yang mantap, kodisi batin dan stabil, dan sebagainya. Tulisan ini menyajikan kriteria yang lebih utuh mengenai kepribadian yang matang dari seorang sesepuh yang ikut merintis psikologi, yakni Gordon W.Allport (1897-1967). Hingga saat ini teori-teorinya (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:

    Ø  Perluasan Perasaan Diri
    Ketika orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekedar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebh dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh yang oleh Allpot disebut “ partisipasi otentik “. Orang yang semakin terlibat sepenuhnyadengan berbagai aktivitas, orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga, kegemaran, dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
    Ø  Relasi Sosial yang Hangat
    Orang yang sehat secara psikologis, mampu mengembangkan relasi intim dengan orang tua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Orang sehat dapat menerima kelemahan manusia, dan mengetahui dirinya juga memiliki kelemahan.

    Ø  Keamanan Emosional
    Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. selain itu kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak menganggu hubungan antar pribadi. Kualitas dari kepribadian sehat adalah “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan taka man dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menangguli perasaan tersebut secara lebih baik.

    Ø  Presepsi Realistis
    Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.

    Ø  Keterampilan dan Tugas
    Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri didalam pekerjaan tersebut.kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari ituharus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada orang sehat begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif.

    Ø  Pemahaman Diri
    Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif.untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya  menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu semakin matang.

    Ø  Filsafat Hidup
    Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).




    Menurut Carl Rogers
                Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, “ide-ide dan konsep teorinya dapat didapatkan dalam pengalaman-pengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari teori Rogers yaitu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor dapat menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
                Menurut Rogers, motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
                Aktualisasi diri (self actualization) merupakan bagian dari kecendrungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecendrungan itu sendiri. Kecendrungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan, kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Sebaliknya, aktualisasi diri adalah kecendrungan untuk mengaktualisasikan diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran.
                Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena adanya nilai diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensive namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
    Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
         1.      Keterbukaan pada pengalaman
    Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul presepsi baru. dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif.

         2.      Kehidupan Eksistensial
    Kualitas dari hidup eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cendrung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

         3.      Kepercayaan Terhadap Organisme Orang sendiri
    Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman hidup itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

         4.      Perasaan Bebas
    Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan-paksaan atu rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa dimasa lampau sehingga ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya,

         5.      Kreativitas
    Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organism mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensive, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.



    Referece :

    Badran Ahmad . (2012). Manajemen akhlaq. Yogyakarta : Mumtaz.

    Losyk Bob. (2007). Kendalikan stres anda!. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.



    Dra. MM Nilam, W Msi. (2009). Seri Psikologi Populer: Kunci Pengembangan Diri.
                Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, anggota ikapi.

    Feist, J. & G.J. Feist. (2011). Teori kepribadian edisi 7 buku 2. Jakarta: Salemba Humanika






    Rifdaturahmi

                                                                                                            16512334
                                                                                                            2PA01
                                                                           Tugas Kedua Kesehatan Mental