Sabtu, 11 Mei 2013

Hubungan Ekologi dan Kaitannya dnagn Ilmu-Ilmu Lain

Apa Itu Ekologi?
Lima puluh tahun silam hanya sedikit orang yang mendengar kata "ekologi" , dan lebih sedikit lagi yang mengerti arti kata tersebut. Barulah beberapa dasawarsa kemudian ekologi menjadi istlah popular yang trendi. Kata ekologi ditelurkan oleh seorng naturalis bernama Ernst Haeckel pada tahun 1866. Ia menciptakan kata itu dengan menggabungkan oikos, kata Yunani yang berarti umah atau rumah tangga, dengan logos, sebuah kata lain Yunani yang digunakan untuk menyebutkan bidang ilmu apa saja.
maka dapat disimpulkan ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara organisme dengan lingkungannya. 



Arah Ekolgi
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
  1. Bagaimana alam bekerja
  2. Bagaimana suatu spesies beradaptasi dalam habitatnya
  3. Apa yang mereka perlakukan dari habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan  
  4. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara dan energi
  5. Bagaimana mereke aberinteraksi dengan spesies lainnya
  6. Bagaimana individu-individu dalam spesie lainnya
  7. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta



    Ekologi Sebagai Sumber Ilmu

Sesungguhnya ekologi dalam arti proses alam telah dikenal sejak lama, sesuai dengan sejarah manusia. Umpamanya, tumbuhan memerlukan sinar matahari, tanah dan air. Tumbuhan menjadi makanan hewan. Ada pula hewan menjadi makanan hewan lain. Demikian pula proses kelahiran, kehidupan, pergantian generasi dan kematian; semuanya telah menjadi pengetahuan manusia. Proses itu berlangsung terus berkesinambungan mengikuti apa yang kita namakan “Hukum Alam”. Ekologi dalam pemahaman kuantitatif relatif masih baru. Umpamanya berapa jumlah sinar matahari, jumlah air dan luasnya tanah untuk satu pohon kelapa? Berapa luas tanah dan padang rumput untuk tiap kambing? Ekologi yang baru, bukan hanya mencari pola kehidupan secara kualitatif, tapi juga berusaha mencari jawaban atas masalah kuantitatif seperti masalah tersebut di atas.




    Pembagian Ekolog

      Ekologi pada masa kini menjadi luas cakupannya, namun dapat digolongkan menurut bidang   kajiannya :
1.             Auteknologi adalah ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biaasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain. Misalnya seorang ahli ekologi hanya mengkaji seluk beluk ekologi orang (Pongo pygmeaus) di alam asli, dan sebagainya. 
2.              Sinekologi adalah ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar dengan istilah lain seperti : ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan ekologi ekosistem. 
3.              Pembagian menurut habitat.
     Ada di antara para pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat     atau   tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah :    Ekologi bahari atau kelautan,   Ekologi perairan tawar,   Ekologi darat atau terrestrial,  Ekologi estuaria (muara sungai ke laut) dan    Ekologi padang rumput 
4.      Pembagian menurut taksonomi, yaitu sesuai dengan sistematika makhluk hidup, misalnya :
                               Ekologi tumbuhan,  Ekologi hewan, seperti ekologi serangga dan ekologi burung dan Ekologi  mikroba,  jasad renik dan sebagainya.



  Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lainnya
Di atas telah disebutkan bahwa ekologi adalah bagian dari biologi, namun ekologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya.
 1.    Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam Lainnya
   a.    Ilmu Fisika berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap  tanah, hujan.
   b.    Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti dalam unsur-unsur C, N, CO2  yang  merupakan bagian penting dalam beberapa reaksi kimia.
  c.    Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa siang dan malam, musim kemarau dan musim hujan, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik, erosi dan lain-lain.

  2.    Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial-Budaya dan Ekonomi
Ilmu sosial-budaya sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem dalam kehidupan manusia. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor ekonomi mendapat perhatian yang seperlunya, karena semua orang sadar bahwa pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak mendukungnya. Akan tetapi faktor sosial-budaya sering diabaikan. Namun sejarah menunjukkan, faktor sosial-budaya telah menyebabkan tak berkelanjutannya pembangunan dibanyak negara. Misalnya, pembangunan oleh Shah Iran tidak berkelanjutan, karena faktor sosial-budaya tidak dapat mendukungnya. Dan ambruklah kemaharajaan itu.
Demikian pula pembangunan di Srilanka, yang semula dianggap sebagai contoh pembangunan yang baik, kini terancam oleh keambrukan, karena tidak didukung oleh faktor sosial-budaya, yaitu ketidakserasian antara suku Tamil dan suku Singalese. Mengingat hal tersebut faktor sosial-budaya tidak kalah pentingya dari faktor ekonomi dalam menentukan berkelanjutannya pembangunan dan karena itu harus benar-benar diperhatikan dalam pembangunan. Beberapa hal yang dianggap penting diuraikan di bawah ini.

 Gambar 1: Pembangunan Berkelanjutan segitiga - elemen kunci dan interkoneksi (sudut, sisi, tengah).(Sumber: diadaptasi dari Munasinghe 1992a, 1994a).
Pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Ilmu yang mempelajari interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup disebut ekologi pembangunan. Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan merupakan bagian ekosistem. Pandangan holistis inilah yang dipakai dalam ekologi pembangunan.
Pembangunan bertujuan untuk menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan tidak saja mengahasilkan manfaat, melainkan juga membawa resiko. Kita dapat melihatnya disekitar kita. Contohnya sungai kita bendung, dengan bendungan itu kita dapatkan manfaat listrik, bertambahnya air pengairan dan terkendalinya banjir. Resikonya ialah tergenangnya kampung, sawah, tergusurnya penduduk dan kepunahan jenis tumbuhan dan hewan. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumber daya yang cukup, dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Ketiga faktor itu tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga mempunyai dampak terhadap pembangunan.


Suatu cita-cita besar yang saat ini menjadi tantangan terbesar kita adalah mewujudkan sebuah ekologi yang seimbang, selaras, dan seimbang. Sebuah cita-cita besar yang harus kita wujudkan sebagai penduduk bumi dan juga sebagai mahasiswa .Sebagai mahasiswa kita dapat ikut berperan aktif untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang sehat dan tidak merugikan, salah satunya adalah dengan menyadarkan diri sendiri akan pentingnya menjaga bumi ini dari kepunahan dan setelah itu kita dapat mengajak orang lain dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar tentang arti menjaga lingkungan demi kehidupan kelak. Bukan hanya itu, pendekatan yang harus di lakukan adalah memberikan contoh perilaku yang tidak bertentangan dan merugikan ekosistem. Sebagai contoh kecil dari perilaku ini adalah membuang sampah pada tempatnya, mengurangi berkendara dengan kendaraan bermotor sebagai upaya mengurangi polusi udara, dan menggunakan air secara bijaksana sebagai upaya untuk mencegah krisis air bersih.

Source :
David, Burnie. (2005) . Bengkel ilmu ekologi. Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar