Jumat, 19 April 2013

Kehidupan di Bumi

Sewaktu masih kecil, pernahkah kita bertanya kepada orang tua, ”Dari mana datangnya bayi?” Apa jawaban mereka? Tergantung pada usia kita dan kepribadian mereka, orang tua kita mungkin mengabaikan saja pertanyaan itu atau menjawab sekadarnya dengan kikuk. Atau, mungkin mereka mengarang-ngarang cerita yang belakangan kita tahu tidak benar. Tentu saja, agar seorang anak benar-benar siap menyongsong kedewasaan dan perkawinan, ia perlu belajar tentang keajaiban reproduksi seksual.
Nah, tapi disini kita tidak membahas tentang reproduksi yaa. Kita akan bahas pertanyaan yang lebih mendasar lagi, dari mana datangnya kehidupan? Jawaban yang berdasar dan masuk akal bisa sangat memengaruhi cara pandang seseorang tentang kehidupan. Jadi, bagaimana kehidupan bermula?


Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudra atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam. Lapisan bumi yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup itu kita sebut biosfer.
Banyak terdapat teori maupun paham-paham yang dikemukakan oleh para ilmuan mengenai teori awal mula kehidupan di dunia. Namun semuanya belum dapat memberikan jawaban yang pasti. Sebenarnya sudah sejak zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap awal mula kehidupan di muka bumi ini. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos belaka. Berikut ini dikemukakan beberapa teori-teori awal mula makhluk hidup di dunia, sebagai bahan kajian kita untuk mengenal lebih jauh sejarah awal mula kehidupan di dunia.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari 243rd National Meeting & Exposition of the American Chemical Society (ACS) pada tanggal 27 Maret kemarin mengemukakan suatu fakta yang mengejutkan. Mereka mengungkapkan bahwa, jutaan tahun lalu, bumi telah dibombardir oleh ribuan meteor dan juga komet. Menurut penelitian mereka, seperti yang dikutip oleh Sciencedaily.com, komet yang jatuh ke bumi membawa air sebagai awal muasal munculnya kehidupan di bumi. 

Bukti lain yang memperkuat bahwa jutaan tahun lalu bumi telah dibombardir oleh komet adalah banyaknya ceruk-ceruk di permukaan bulan. Seperti yand diketahui bulan memiliki jarak yang tidak begitu jauh dari bumi, dan tentu saja, apabila bumi terkena hantaman beribu-ribu komet, maka tidak menutup kemungkinan bulan juga terkena imbasnya. Sebelum komet menghajar bumi, planet ini merupakan planet yang memiliki suhu yang amat sangat panas dan sangat mustahil bagi makhluk hidup untuk mendiami tempat panas seperti bumi.
Evolusionis pertama yang meneliti asal usul kehidupan di abad kedua puluh adalah pakar biologi Rusia, Alexander Oparin. Ia bertujuan menjelaskan bagaimana makhluk bersel satu paling pertama, yang menurut teori evolusi dianggap sebagai nenek moyang semua makhluk hidup, dapat terbentuk.
 
Pada tahun 1930-an, Oparin merumuskan sejumlah teori untuk menerangkan bagaimana sel paling pertama dapat muncul dari benda tak hidup melalui peristiwa alamiah tanpa sengaja, atau secara kebetulan. Namun, usahanya berakhir dengan kegagalan dan Oparin sendiri harus mengakui. Sayangnya, asal-usul sel masih merupakan pertanyaan yang ternyata menjadi bagian paling gelap dari keseluruhan teori evolusi. (Alexander I. Oparin, Origin of Life, (1936) NewYork: Dover Publications, 1953 (Reprint), hlm.196.)
Para evolusionis setelah Oparin melakukan percobaan untuk menemukan penjelasan evolusionis tentang asal-usul kehidupan. Yang terkenal di antaranya dilakukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Miller, pada tahun 1953. Miller berhasil mendapatkan sedikit senyawa organik sederhana dengan mereaksikan gas-gas yang ia yakini terdapat pada atmosfer bumi purba.
Teori Asal-usul Kehidupan di Bumi
  •     Hidup Datangnya dari Tuhan
Pendapat semacam ini kita kenal dengan paham penciptaan khusus atau special creation yang mengandung pengertian bahwa Tuhan langsung turun tangan, kemudian menciptakan hidup di atas Bumi. Bagaimanakah kehidupan itu terjadi? Ilmu biologi yang harus mencari jawaban mengenai persoalan itu, berusaha mencari keterangan dalam taraf dan lingkungannya sendiri. Dengan demikian,  
  •     Teori Kosmozoa  Teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh. 
  •   Teori Pfluger Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup
  • Teori Moore Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup dapat muncul dari kondisi ysng cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.  
  •  Teori Allen Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi ini seperti’ keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.

  • Teori TransendentalTeori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains.

 Evolusi

Perubahan secara bertahap dari semua makhluk hidup itu, terjadi perlahan dan terus – menerus dan kita sebut sebagai evolusi.
1)   sejarah kehidupan bumi
a. Azoikum,
b. Archeozoikum,
c. Proterozoikum,
d. Paleozikum,
e. Mezozoikum, dan
f. Kenozoikum.

2) Teori Evolusi
a.     Lamarck : Evolusi disebaksn karena adanya adaptasi.
  Contoh: Belalai gajah pendek menjadi panjang
b. Darwin : Evolusi disebabkan oleh seleksi alam
       Contoh: karena seleksi alam, bilalai gajah yang pendek yang jaya menjadi Punah.
c.    Weismann : Evolusi masalah genetika
d.     De Vries : Evolusi disebabkan karena mutasi genn.
 Geografi Kehidupan di Bumi dan Manusia Sebagai Salah Satu Makhlik Penghuninya
1) Faktor Lingkungan
Terdiri dari lingkungan abiotik yaitu tanah, air temperature dan iklim di tempat itu, lingkungan biotik adalah lingkungan antara makhluk – makhluk hidup itu sendiri.
   
2) Faktor Sejarah
             Yang menurut sejarah geografi vbumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secra sangat perlahan dan membentuk benu – benua, samudra dan lautan.

3)    Faktor Hambatan      Hambatan itu terdiri antara lain daratan untuk makhluk penghuni lautan yaitu daratan/benua dan daratan yang menyempit seperti Amerika Tengah (Costa Rica). Bagi makhluk daratan, hambatannya adalah lautan dan selat.

Ketiga factor tersebut dapat kita sebut sebagai faktor geografik. Di samping faktor geografik masih ada faktor genetik, baik variasi yang dihasilkan dari perkawinan maupun mutasi genetik.    
               
Sekarang kita beralih ke kehidupan manusia di Indonsia, pertama ada zaman prasejarah. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan.

1. Periodesasi Berdasarkan Geologi
 Periodesasi masa prasejarah berdasarkan ilmu geologi ini dilakukan untuk mengetahui terbentuknya bumi dari masa awal sampai seperti saat kini, melalui lapisan-lapisan bumi. Cabang ilmu yang mempelajari hal-ikhwal usia fosil dan benda-benda purbakala adalah paleontologi; ilmuwannya disebut paleontologis. Melalui lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala yang ada. Melalui pemeriksaan laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta makhluk yang pernah menghuninya. Berikut adalah uraian mengenai tahapan-tahapan terciptanya bumi.
  1. Masa Arkaikum (2.500 juta tahun yang lalu) : masa awal pembentukan bumi dari inti sampai kulit bumi. Kondisi bumi pada saat itu belum stabil dan memiliki udara yang sangat panas sehingga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3,8 milyar tahun.
  2. Masa Palaeozoikum (340 juta tahun yang lalu) : Palaeozoikum artinya adalah zaman bumi purba; maksudnya masa ketika pada permukaan bumi mulai terbentuk hidrosfer dan atmosfer. Saat itu sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan dengan munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi organisme bersel banyak (multiseluler).
  3. Masa Mezoloikum (140 juta tahun yang lalu) :
    Pada zaman Mezoloikum ini bumi mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan ditandai munculnya hewan-hewan bertubuh besar, seperti reptilia pemakan daging. Pada masa ini jenis reptilia meningkat jumlahnya, dinosaurus menguasai daratan, ichtiyosaurus berburu di dalam lautan, dan pterosaurus merajai angkasa. Telah muncul pula jenis hewan mamalia (hewan menyusui). Walaupun demikian, zaman ini tetap disebut zaman reptil karena banyaknya populasi reptil yang hidup.
  4. Masa Neozoikum (60 juta tahun yang lalu) :Neozoikum atau kainozoikum artinya zaman baru. Zaman ini dibagi lagi menjadi dua era, yaitu
(1) Zaman Tersier. Setelah zaman reptil raksasa punah, terjadi perkembangan jenis kehidupan lain seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta. Sementara itu, muncul pula fauna laut seperti ikan dan moluska, sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Sedangkan tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan banyak variasi seperti semak belukar, tumbuhan merambat, dan rumput.
(2) Zaman Kuarter. Pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan terjadi silih berganti, seiring dengan perubahan cuaca secara global. Zaman Kuarter terdiri dari dua kurun waktu, yakni kala Plestosen dan kala Holosen.
(a) Kala Plestosen: dimulai sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa Plestosen paling sedikit telah terjadi 5 kali zaman es (zaman glasial). Pada zaman glasial sebagian besar Eropa bagian utara, Amerika bagian utara, dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen dan Pegunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna yang hidup pada Kala Plestosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala inilah muncul manusia purba Pithecanthropus erectus.
(b) Kala Holosen: mulai muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu. Manusia modern seperti manusia sekarang, diperkirakan muncul pada kala Holosen ini.
2. Periodesasi Berdasarkan Arkeologi
Pembabakan prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi ini bertujuan untuk mengetahui usia manusia purba berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala. Benda-benda tersebut dapat berupa perkakas rumah tangga, patung, coretan di gua-gua, dan fosil purba. Manusia purba menggunakan alat-alat untuk memenuhi kebutuhannya seperti mencari dan mengolah makanan dengan menggunakan perkakas dari batu atau benda-benda alam lainnya yang keras seperti kayu dan tulang.

  1. Zaman Palaeolitikum. Zaman Palaeolitikum artinya zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini, yaitu hidup berkelompok; tinggal di sekitar aliran sungai, gua, atau di atas pohon; dan mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan (food gathering) serta berburu. Maka dari itu, manusia purba selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden).
  2.  Zaman Mezolitikum. Zaman Mezolitikum artinya zaman batu madya (mezo) atau pertengahan. Zaman ini disebut pula zaman ”mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat lanjut”, yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lampau.
  3.  Zaman Neolitikum. Zaman Neolitikum artinya zaman batu muda. Di Indonesia, zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup untuk memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, dari cara food gathering menjadi food producting, yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak. Pada masa itu manusia sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari bahaya binatang buas
  4.  Zaman Megalitikum. Zaman Megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Sedangkan dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau kega- galan dalam kehidupan manusia. Dari hasil peninggalannya, dip- erkirakan manusia pada Zaman Megalitikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan
  5. Zaman Perunggu. Manusia purba Indonesia hanya mengalami Zaman Perunggu tanpa melalui zaman tembaga. Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (Proto Melayu) dengan bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutero Melayu (Melayu Muda). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki kepandaian dalam me- lebur perunggu. 
 saran yang dapat diberikan demi kesejahteraan bumi kita seharusnya kita menjaga dan merawatnya dengan sungguh – sungguh, agar bumi kita tak mudah rusak adapun hal untuk generasi muda kita yang akan datang.




Source :
1. http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1102010343
2. http://nuryandi-cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com/2012/07/asal-mula-kehidupan-di-bumi.html#.UXILxkptZ5s
3. http://www.klikharry.com/2013/02/10/periode-zaman-prasejarah-di-indonesia/ 
4. http://awsilvertiger07.blogspot.com/2012/10/asal-mula-kehidupan-di-bumi-serta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar