Apa Itu Ekologi?
Lima puluh tahun silam hanya sedikit orang yang mendengar kata "ekologi" , dan lebih sedikit lagi yang mengerti arti kata tersebut. Barulah beberapa dasawarsa kemudian ekologi menjadi istlah popular yang trendi. Kata ekologi ditelurkan oleh seorng naturalis bernama Ernst Haeckel pada tahun 1866. Ia menciptakan kata itu dengan menggabungkan
oikos, kata Yunani yang berarti umah atau rumah tangga, dengan
logos, sebuah kata lain Yunani yang digunakan untuk menyebutkan bidang ilmu apa saja.
maka dapat disimpulkan ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara organisme dengan lingkungannya.
Arah Ekolgi
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu
dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi adalah ilmu tempat
mempertanyakan dan menyelidik. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya
bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
- Bagaimana alam bekerja
- Bagaimana suatu spesies
beradaptasi dalam habitatnya
- Apa yang mereka perlakukan dari
habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan
- Bagaimana mereka mencukupi
kebutuhannya akan unsur hara dan energi
- Bagaimana mereke aberinteraksi
dengan spesies lainnya
- Bagaimana individu-individu
dalam spesie lainnya
- Bagaimana keindahan ekosistem
tercipta
Ekologi Sebagai Sumber Ilmu
Sesungguhnya
ekologi dalam arti proses alam telah dikenal sejak lama, sesuai dengan sejarah
manusia. Umpamanya, tumbuhan memerlukan sinar matahari, tanah dan air. Tumbuhan
menjadi makanan hewan. Ada pula hewan menjadi makanan hewan lain. Demikian pula
proses kelahiran, kehidupan, pergantian generasi dan kematian; semuanya telah
menjadi pengetahuan manusia. Proses itu berlangsung terus berkesinambungan
mengikuti apa yang kita namakan “Hukum Alam”. Ekologi dalam pemahaman
kuantitatif relatif masih baru. Umpamanya berapa jumlah sinar matahari, jumlah
air dan luasnya tanah untuk satu pohon kelapa? Berapa luas tanah dan padang rumput
untuk tiap kambing? Ekologi yang baru, bukan hanya mencari pola kehidupan
secara kualitatif, tapi juga berusaha mencari jawaban atas masalah kuantitatif
seperti masalah tersebut di atas.
Pembagian Ekolog
Ekologi pada masa kini menjadi luas cakupannya,
namun dapat digolongkan menurut bidang kajiannya :
1.
Auteknologi adalah ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies)
organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biaasanya ditekankan pada
aspek siklus hidup, adptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non
parasitis, dan lain-lain. Misalnya seorang ahli ekologi hanya mengkaji seluk
beluk ekologi orang (Pongo pygmeaus) di alam asli, dan sebagainya.
2.
Sinekologi adalah
ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling
berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar dengan
istilah lain seperti : ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan
ekologi ekosistem.
3.
Pembagian menurut habitat.
Ada
di antara para pengamat lingkungan yang membuat kajian ekologi menurut habitat atau tempat suatu jenis atau kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah : Ekologi bahari atau kelautan, Ekologi perairan tawar, Ekologi
darat atau terrestrial, Ekologi
estuaria (muara sungai ke laut) dan Ekologi
padang rumput
4. Pembagian menurut taksonomi, yaitu sesuai dengan sistematika makhluk hidup, misalnya :
Ekologi
tumbuhan, Ekologi
hewan, seperti ekologi serangga dan ekologi burung dan Ekologi mikroba, jasad renik dan sebagainya.
Hubungan
Ekologi Dengan Ilmu Lainnya
Di
atas telah disebutkan bahwa ekologi adalah bagian dari biologi, namun ekologi
tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya.
1. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam Lainnya
a. Ilmu
Fisika berperan karena dalam ekologi faktor
fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan.
b. Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti dalam
unsur-unsur C, N, CO2 yang
merupakan bagian penting dalam beberapa reaksi kimia.
c. Ilmu Bumi
dan Antariksa juga berperan karena ekologi
berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa siang dan
malam, musim kemarau dan musim hujan, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik,
erosi dan lain-lain.
2. Hubungan
Ekologi dengan Ilmu Sosial-Budaya dan Ekonomi
Ilmu
sosial-budaya sangat penting bila komponen
manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran
ekosistem dalam kehidupan manusia. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi sangatlah
penting bagi kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan
dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan
ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor ekonomi mendapat perhatian yang
seperlunya, karena semua orang sadar bahwa pembangunan tak akan dapat
berkelanjutan, apabila ekonomi tidak mendukungnya. Akan tetapi faktor
sosial-budaya sering diabaikan. Namun sejarah menunjukkan, faktor sosial-budaya
telah menyebabkan tak berkelanjutannya pembangunan dibanyak negara. Misalnya,
pembangunan oleh Shah Iran tidak berkelanjutan, karena faktor sosial-budaya
tidak dapat mendukungnya. Dan ambruklah kemaharajaan itu.
Demikian pula pembangunan di Srilanka,
yang semula dianggap sebagai contoh pembangunan yang baik, kini terancam oleh
keambrukan, karena tidak didukung oleh faktor sosial-budaya, yaitu
ketidakserasian antara suku Tamil dan suku Singalese. Mengingat hal tersebut
faktor sosial-budaya tidak kalah pentingya dari faktor ekonomi dalam menentukan
berkelanjutannya pembangunan dan karena itu harus benar-benar diperhatikan
dalam pembangunan. Beberapa hal yang dianggap penting diuraikan di bawah ini.
Gambar
1: Pembangunan Berkelanjutan segitiga - elemen kunci dan interkoneksi (sudut,
sisi, tengah).(Sumber: diadaptasi dari Munasinghe 1992a, 1994a).
Pembangunan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Interaksi antara pembangunan dan lingkungan
hidup membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Ilmu yang mempelajari
interaksi antara pembangunan dan lingkungan hidup disebut ekologi pembangunan.
Manusia, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan merupakan bagian
ekosistem. Pandangan holistis inilah yang dipakai dalam ekologi pembangunan.
Pembangunan bertujuan untuk menaikkan
tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan tidak saja mengahasilkan
manfaat, melainkan juga membawa resiko. Kita dapat melihatnya disekitar kita.
Contohnya sungai kita bendung, dengan bendungan itu kita dapatkan manfaat
listrik, bertambahnya air pengairan dan terkendalinya banjir. Resikonya ialah
tergenangnya kampung, sawah, tergusurnya penduduk dan kepunahan jenis tumbuhan
dan hewan. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan ialah terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya
sumber daya yang cukup, dan lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Ketiga
faktor itu tidak saja mengalami dampak dari pembangunan, melainkan juga
mempunyai dampak terhadap pembangunan.
Suatu cita-cita besar yang saat ini menjadi tantangan terbesar kita adalah mewujudkan sebuah ekologi yang seimbang, selaras, dan seimbang. Sebuah cita-cita besar yang harus kita wujudkan sebagai penduduk bumi dan juga sebagai mahasiswa .Sebagai mahasiswa kita dapat ikut berperan aktif untuk mewujudkan sebuah lingkungan yang sehat dan tidak merugikan, salah satunya adalah dengan menyadarkan diri sendiri akan pentingnya menjaga bumi ini dari kepunahan dan setelah itu kita dapat mengajak orang lain dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar tentang arti menjaga lingkungan demi kehidupan kelak. Bukan hanya itu, pendekatan yang harus di lakukan adalah memberikan contoh perilaku yang tidak bertentangan dan merugikan ekosistem. Sebagai contoh kecil dari perilaku ini adalah membuang sampah pada tempatnya, mengurangi berkendara dengan kendaraan bermotor sebagai upaya mengurangi polusi udara, dan menggunakan air secara bijaksana sebagai upaya untuk mencegah krisis air bersih.
Source :
David, Burnie. (2005) . Bengkel ilmu ekologi. Jakarta : Erlangga