Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di
Oak Park, Illinios, Chicago. dan meninggal dunia pada tanggal 4 Pebruari 1987
karena serangan jantung. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan
menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal
agama, moral dan etika.
Carl R. Rogers mengembangkan Person Centered Theraphy sebagai reaksi
terhadap apa yang disebut olehnya sebagai keterbatasan-keterbatasan
mendasar bagi psikoanalisis. Pendekatan Person Centered Theraphy adalah
cabang khusus dari terapi humanistik. Terapis berfungsi terutama sebagai
penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya
dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan masalah.
Pendekatan Person Centered Theraphy menaruh kepercayaan yang besar pada
kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya
sendiri. Hubungan terapeutik antara terapis dengan klien merupakan
katalisator untuk perubahan, klien menggunakan hubungan yang unik
sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan
sumber-sumber terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam
pengubahan hidup klien tersebut.
Tidak ada metode atau teknik yang
spesifik. Karena Client-Centered Therapy
menitikberatkan pada sikap-sikap terapis. Namun ada beberapa teknik dasar yang
harus dimiliki terapis yaitu mendengarkan klien secara aktif, merefleksikan
perasaan klien, dan kemudian menjelaskannya (Corsini & Wedding, 2011).
Penekanan
teknik-teknik dalam pendekatan ini adalah pada kepribadian,
keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap terapis, serta hubungannya dengan
terapeutik. Dalam kerangka client centered, “teknik-teknik”nya adalah
pengungkapan dan pengkomunikasian penerimaan, respek dan pengertian serta berbagi
upaya dengan client dalam mengembangkan kerangka acuan internal dengan
memikirkan, merasakan dan mengeksplorasi. Periode-periode Perkembangan Terapi
Client Centered Hart (1970) membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga
periode yakni :
periode 1
(1940-1950) : Psikoterapi nondirektif, dimana menekankan penciptaan iklim
permisif dan nondirektif. Penerimaan dan klarifikasi sebagai tekniknya.
·
Periode 2
(1950-1957) : Psikoterapi reflektif. Terapis merefleksikan perasaan-perasaan
client dan menghindari ancaman dalam hubungannya dengan dengan client. Client
diharapkan mampu mengembangkan keselarasan antara konsep diri dan konsep diri
ideal.
·
Periode 3
(1957-1970); Terapi eksperiensial. Tingkah laku yang luas terapis yang
mengungkapkan sikap-sikap dsarnya menandai pendekatan ini. Terapis difokuskan
pada apa yang sedang dialami client dan pengungkapan oleh terapis. Sejak tiga
pulu tahun terakhir, terapi client centered telah bergeser ke arah lebih banyak
membawa kepribadian terapis dalam proses terapeutik.
Reference :
Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Corsini, Raymond, J., dan Danny, Wedding. (2011). Current psychotherapies (Ed 10th). USA : Jon David Hague
http://mustafa-afif.blogspot.com/2014/04/client-centered-therapy-carl-rogers.html (diakses pada 20 april 2015)
Rifdaturahmi
16512334
3PA01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar