A.
Pengertian Kesusastra
Sastra (Sanskerta: hastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-
yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk
kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti
atau keindahan tertentu.
Karya sastra pada dasarnya adalah
sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya
sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang
dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu
mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila
belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan
menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya
sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan
pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan mendapatkan
pengalaman batin dari berbagai tafsiran
terhadap kisah yang disajikan
2. Karya
sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para
tokoh dalam karya.
3. Karya
sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan,
pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
4. Karya
sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai
tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan
untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya
sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang
keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut
dalam waktu tertentu.
B. Peran Kita Untuk
Melestarikan Kebudayaan atau Kesusastraan
Banyak contoh bahwa kesusastraan dan kebudayaan kita sudah mulai hilang
akibat masukan dari budaya luar yang tidak kita filter terlebih dahulu.
Contohnya saja sastra lisan, sastra
lisan merupakan fakta mental yang menggambarkan mimpi-mimpi, cita-cita, aspirasi, keinginan, harapan,
keluh-kesah,dan sebagainya yang kesemuanya merupakan sistem pengetahuan masyarakat. Masyarakat pemiliknya mentransmisikan sastra lisan dari waktu ke waktu, dari generasi ke
generasi, agar kandungan sastra lisan itu terintemalisasikan sebagai
pedoman bagi hidup mereka dalam menyikapi tantangan kehidupan.
Kita mempunyai
peran yang sangat penting untuk melestarikan budaya dan sastra yang kita punya
dengan cara :
a. Pemerintah:
1.
Pemerintah harus
lebih memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan – kebudayaan bangsa Indonesia ke negara – negara
lain lewat iklan di media-media elektronik maupun media
cetak.
2.
Membuat pameran –
pameran khusus untuk produk – produk dalam negeri saja.
3.
Membuat acara
pergelaran kebudayaan Indonesia di negara sendiri maupun di negara lain.
b. masyarakat
1.
Bisa menyaring
budaya-budaya asing yang masuk dan ambil hal-hal positif yang bisa memajukan
budaya dan sastra yang tinggi.
2.
Karena kita adalah
generasi muda dan sebagai penerus bangsa, tanamkan rasa cinta kepada tanah air.
3.
Menerapkan
meggunakan Bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari.
4.
Membawa bahasa dan
budaya nasional menjadi bahasa dan budaya yang patut menjadi salah satu
bahasa dan budaya internasional.
5.
Orang tua juga
berperan sangat penting memberikan pengarahan kepada anaknya tentang
penrtingnya kebudayaan dan sastra yang ada di Indonesia.
6.
Saling menghormati
dan menghargai antara sesama masyarakat walaupun berbeda agama dan suku bangsa.
Banyak sekali faktor-faktor yang menghambat
usaha melestarikan kesusastraan dan kebudayaan. Hambatan-hambatan itu
antaralain :
a. Arus
Globalisasi
Arus globalisasi
yang menganut kebebasan dan keterbukaan begitu cepat merasuk ke dalam
masyarakat, terutama berpengaruh terhadap perilaku generasi muda.Hal ini
ditunjukkan dalam cara hidup mereka sehari-hari. Misalnya, dari cara berpakaian
mereka berdandan seperti selebriti yang cenderung ke budaya barat, menggunakan
pakaian minim bahan, hingga memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
terlihat. Tentu saja hal tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa
Indonesia.
b. SDM
Kurang Berkualitas
Upaya pelestarian
budaya bangsa ditengah pesatnya arus globalisasi tentunya memerlukan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi, kreatif dan inovatif, namun kurangnya
keinginan dan sarana pembelajaran menjadikan ketersediaan SDM sangat terbatas.
c. Orientasi
Ekonomi Jatah Pendek
Keterbatasan
biaya dalam pelestarian budaya masih menjadi hambatan yang cukup berat,
penerpan teknologi maju memerlukan penanaman modal yang besar, menggandeng
investor menjadi salah satu pilihan namun tidak sedikit investor yang tidak peduli
dengan persoalan pelestarian budaya, yang penting bagi mereka modal yang telah
ditanam harus cepat kembali dan mendatangkan keuntungan materi yang optimal.
d. Keterbatasan
Lingkungan
Penggunaan
teknologi tidak hanya membutuhkan modal besar, namun juga membutuhkan sumber
daya alamnya, hal tersebut tentu saja menimbulkan eksploitasi terhadap
lingkungan, mempercepat proses global warming. Perubahan lingkungan alam yang
sangat berpengaruh terhadap kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar